Kritisi Bupati Nina, Pengamat Politik Nilai Ketua NasDem Indramayu Sedang Cari Panggung
Kritisi Bupati Nina, Pengamat Politik Nilai Ketua NasDem Indramayu Sedang Cari Panggung
Pernyataan menohok Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Indramayu, Husen Ibrahim, yang dialamatkan kepada Bupati Indramayu, Nina Agustina, menuai kritik tajam sejumlah kalangan.
Belum lama ini Ibrahim menyebut Nina diibaratkan kacang yang lupa kulit karena tidak sejalan dengan perjuangan NasDem sebagai partai pengusung kemenangan.
Menanggapi pernyataan menohok tersebut, pengamat politik asal Kabupaten Indramayu, Hadi Santoso, mengatakan pernyataan Ibrahim dinilai tidak perlu ditanggapi reaktif.
Hadi bahkan menyebut pernyataan itu dinilai sebagai pemanasan menjelang tahun politik 2023 menuju Pilkada 2024.
Pada fase ini, kata dia, sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang, akan berebut panggung politik.
“Biasalah, menjelang tahun politik akan banyak tokoh yang jual tampang, promosi dagangan dengan cara menjelekan dagangan pesaingnya,” kata Hadi, Rabu, 6 Juli 2022.
Hadi memaparkan, pernyataan saling serang, bahkan ke wilayah privasi, menjad tontonan yang sejatinya tidak bermutu. Ia menyebut, pernyataan menjatuhkan para elit politik saat ini diibaratkan stand up comedy.
“Anggap saja pelawak sedang melucu, direspon dengan tertawa jangan dengan amarah. Toh kalau saya sebut, yang disampaikan itu kosong, ya seperti kacang tanpa isi,” tukas Hadi.
Pada bagian lain, pemimpin daerah saat ini, tidak hanya Nina Agustina, tengah mengalami situasi yang berat. Roda pemerintahan dari pusat hingga ke daerah terkena badai besar yang disebut dengan pandemi Covid-19.
Siapapun bupatinya, kata dia, saat ini mengemban beban yang sangat berat untuk memulihkan kondisi ekonomi dan sosial yang morat-marit akibat pandemi.
“Kalau mau menyampaikan kritik, sampaikan kritik yang konstruktif dan solutif. Rakyat sekarang sudah cerdas, mana kritik yang membangun dan mana kritik yang didasari kebencian,” tandas Hadi.
Intinya, imbuh dia, rakyat akan memilih tokoh yg punya integritas. Integritas yang dimaksud, kata dia, artinya idealisme dan prilaku harus selaras.
“Rakyat tidak akan memilih penjual kacang, yang menawarkan kacang yang berkualitas, tapi pas dibuka oleh pembeli di dalamnya tidak ada kacangnya, alias tak ada isinya,” pungkas dia.