Prodi PGSD STKIP Pangeran Dharma Kusuma Juntinyuat Gelar Workshop Eco Enzyme
Prodi PGSD STKIP Pangeran Dharma Kusuma Juntinyuat Gelar Workshop Eco Enzyme
Signal.co.id – Seiring berjalannya waktu, pola menjaga lingkungan hidup setiap manusia pun kerap mengalami penurunan, salah satunya adalah adanya peningkatan jumlah sampah. Berangkat dari keresahan beberapa mahasiswa yang ternyata sama dirasakan oleh semua, kemudian berkaitan dengan mata kuliah pendidikan lingkungan hidup.
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat Indramayu berkolaborasi dengan komunitas yang consent di isu lingkungan seperti Wadon Dermayu Menulis Women March Indramayu dan Swara Rahima mengadakan kegiatan “Workshop Eco Enzyme – Daur Ulang Sampah Organik”.
Bertempat di Aula STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu, Sabtu 10 Juni 2023, kegiatan workshop terbuka untuk umum dan turut dihadiri oleh mahasiswa dari prodi selain prodi PGSD.
Disampaikan ketua pelaksana, Sarifah, kegiatan ini merupakan tugas akhir mata kuliah juga merupakan sebuah upaya untuk membangun kesadaran tentang pentingnya lingkungan dalam hal ini pengelolaan sampah untuk keberlanjutan lingkungan hidup
“Ini memang merupakan tugas akhir dari mata kuliah pendidikan lingkungan hidup, namun membahas lingkungan hidup bukan sekedar perihal mata kuliah saja melainkan lebih dari itu,” ungkapnya.
Juga dengan tujuan mengurangi peningkatan jumlah sampah organik dan meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya daur ulang sampah melalui Eco Enzyme.
“Selain itu kegiatan ini juga untuk membangun ekonomi kreatif mahasiswa, makannya dengan praktek langsung membuat eco enzym dan pengelolaan produk eco enzym lainnya. Seperti sabun dan lain sebagainya,” katanya.
Sebab jika membahas lingkungan hidup juga membahas tentang bagaimana kita sebagai pelaku aktif penyumbang perusak lingkungan dalam hal ini sampah bukan saja berhenti sebagai pelaku dan korban melainkan bagaimana kita bisa mengelola, mendaur ulang sampah yang selalu dikonotasikan sebagai sesuatu yang tidak bernilai menjadi bernilai tambah.
Sebutan sampah itu digunakan ketika belum dipilah, namun berubah setelah dipilah yakni bukan lagi disebut sampah melainkan bahan atau bahkan setelah melalui proses pemilahan yang tadinya sampah biasa bisa menjadi benda yang bernilai rupiah.