Keistimewaan tak ternilai Anak Disleksia

Keistimewaan tak ternilai Anak Disleksia


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Keistimewaan tak ternilai Anak Disleksia

Disleksia merupakan sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun, hal ini ditandai dengan kesulitan belajar membaca dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata.

Disleksia juga menyebabkan kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal, gangguan belajar seperti ini masuk kategori dalam gangguan saraf pada bagian batang otak, biasanya sering kali tanpa disadari, anak-anak yang seperti ini kerap dianggap bodoh, idiot, malas dan nakal, tak jarang menjadi bahan olok-olok teman di sekolah.

Akan tetapi, anak dengan keistimewaan ini biasanya memiliki kelebihan tersendiri dan daya kreativitas tinggi yang tidak ditemui oleh anak lain seusianya. Sebut saja tokoh-tokoh besar dunia yang memiliki keistimewaan namun pemikirannya mengguncang dunia, misalnya Albert Einstein yang telah berkonstribusi penting terhadap pengembangan teori mekanika kuantum, selain itu, Leonardo da Vinci pelukis yang mendunia dan masih banyak lainnya.

dikutip dari Hallodoc.com untuk mendiagnosa seorang anak memiliki keisrimewa’an disleksia bisa dikenali dengan beberapa tanda.

Pada balita, terdapat tanda-tanda anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dibanding seusianya, sering terbolak-balik menyebutkan sebuah kata, misalnya, ingin memanggil “ibu”, tapi yang diucapkan malah “ubi”. Anak juga butuh waktu lama untuk belajar kata baru.

Selain itu, anak merasa kesulitan untuk memilih kata yang tepat mengungkapkan maksud dari perkataan yang diutarakan oleh dirinya dan tidak dapat menyusun kata dengan benar, hal ini mengakibatkan si anak sulit mengekspresikan diri, Gejala lain dapat dikenali dengan minim pemahaman kata-kata berima, contohnya “putri menari sendiri”.

Bila anak sudah memasuki usia sekolah, para orang tua dan lingkungan bisa mengenali disleksia dengan cara memperhatikan apakah si anak merasa kesulitan mengingat urutan sesuatu, misalnya urutan abjad atau nama hari, gejala seperti ini akan membutuhkan waktu lama dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.

Pemilik keistimewa’an ini juga ditandai dengan Sulitnya seorang anak menemukan persamaan atau perbedaan pada abjad, mengucapkan kata yang baru dikenal, susah mengeja karena melihat huruf atau angka seakan terbolak-balik, seperti huruf “d” dengan huruf “b”, atau angka “6” dengan angka “9”.

Tanda lainnya ialah sering melakukan kesalahan atau terlalu lamban saat membaca dan menulis, ia merasa kesulitan memproses dan memahami apa yang didengar dari orang lain.

Satu hal yang perlu diingat, disleksia pada anak tidak selalu memberikan gejala yang serupa, karenanya, orang tua sebaiknya melakukan pengamatan mendalam dan saksama, apalagi jika memiliki faktor temurun resiko disleksia dalam keluarga. Jika para orang tua masih belum bisa memahami atau ragu akan tanda disleksia, jangan sungkan untuk berkonsultasi pada dokter.

Penyebab gangguan disleksia Sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti, namun, ada banyak metode pengobatan dan terapi cara penanganan disleksia, salah satunya dengan alternatif Pengobatan terapi.

Sebagian besar anak yang memiliki keisrimewa’an disleksia dapat sukses belajar di sekolah dengan bimbingan atau program pendidikan khusus dengan metode terapi Intervensi pendidikan perorangan, Rehabilitasi, Terapi kerja, dan Konseling Psikologis.

Cara mengembangkan bakat seorang anak disleksia yaitu dengan berhenti menyalahkan kondisi anak, terus mendampingi, memberikan memotivasi penuh, serta membangun rasa kepercayaan pada dirinya, komunikasikan perihal keistimewa’an anak ini dengan pihak guru dan sekolah.

Di Indonesia Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984 sebagai bentuk penghormatan kepada anak-anak di seluruh dunia.

Namun, sering kali anak-anak dibebankan dengan segala cita-cita dan keinginan orang tuanya. “Kamu harus rangking 1″ kamu harus kuliah di kampus A” dan masih banyak keharusan-keharusan lainnya yang secara tidak sadar dibebankan.

Lingkungan keluarga merupakan pembelajaran awal seorang anak, keluarga mempunyai arti penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama bagi anak untuk bersosialisasi.

Ibu, Ayah dan saudara adalah orang yang pertama bagi anak untuk mengadakan kontak, pembelajaran dan komunikasi pada lingkungan keluarga menjadi kunci tumbuh kembang seorang anak, tak jarang Orang tua menuntut anak-anaknya untuk selalu sempurna dalam hal apapun entah itu pendidikan, karir dan hal lainnya, akan tetapi, sering kali para orang tua lupa mendengarkan dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya.

Tak jarang kita mendapati para orang tua yang menuntut sempurna kepada anak, mereka berdalih demi kebaikan dan masa depan anak, Menurut cendekiawan muslim ahli tafsir Qur’an, Abi Qurais Shihab, salah satu kunci mendidik anak ialah bersahabat dengannya, berbahagialah orang tua yang menghantarkan anak-anaknya agar berbakti.

Bagaimana cara orang tua agar anaknya berbakti? yakni jangan mengumpati anak dengan kata-kata yang tidak baik atau melontarkan kata-kata yang tidak sopan didepan anak, jangan membebani anak melebihi kemampuan serta tidak perlu mencari-cari kesalahan karena hal ini akan memberi dampak negatif terhadap kondisi kejiwa’an.

Sebagaimana seringkali Alissa Wahid seorang psikologi juga seringkali dijuluki sebagai ibu parenting Indonesia mengatakan “jangan terlalu mencemaskan anak kita menjadi apa, akan tetapi, cemaskanlah apakah kita sudah menjadi orang tua yang baik bagi mereka”

Kita tidak pernah bisa memilih akan menjadi anak siapa, terlahir dari orang tua mana. Akan tetapi kita bisa memilih ingin menjadi orang tua seperti apa untuk anak-anak kita kelak nantinya.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

aksara
inquiry