Citayam Fashion Week, Street Style Organik Ala Akar Rumput

Citayam Fashion Week, Street Style Organik Ala Akar Rumput


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Citayam Fashion Week, Street Style Organik Ala Akar Rumput

Istilah Citayam Fashion Week (CFW) belakangan ini sedang ramai diperbicangkan oleh berbagai kalangan, fenomena ini muncul pertama kali saat banyak konten video sosial media mengabadikan momen anak muda sedang asyik nongkrong di area Sudirman, Jakarta Pusat.

Meski keberadaannya masih banyak menimbulkan pro dan kontra hingga menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat, namun tak sedikit selebgram konten kreator bahkan elit politik ikut nimbrung disana.

Isu terbaru dari fenomena ini adalah permohonan pendaftaran merek Citayem Fashion Week (CFW) ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh salah satu artis ternama Indonesia Baim Wong melalui PT Tiger Wong Entertainment. Tak hanya Baim, salah satu konten kreator terkenal, Indigo Aditya Nugroho juga sempat mengajukan permohonan merek CFW ke HAKI.

Banyak kalangan menyayangkan langkah yang diambil oleh selebritis Baim Wong, kecaman dari berbagai pihak dilayangkan salah satunya dari Gubernur Jawa Barat yang dengan tegas meminta Baim Wong untuk membatalkan permohonan pendaftaran ke HAKI, hingga pada tanggal 26 Juli 2021 PT Tiger Wong Entertainment resmi mencabut pendaftran tersebut.

Menurut Drajat Tri Kartiko seorang dosen Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melihat fenomena remaja Sudirman Central Bisnis Distrik (SCBD) tersebut sebagai fenomena sosial di mana para generasi muda ingin menunjukkan eksistensinya, diantaranya dengan fashion, food dan fun, Semua itu kemudian ditampilkan melalui foto, video atau konten lain dan diunggah ke beragam platform media sosial, sebagai bukti eksistensi generasi yang kekinian.

Meski terlihat remeh, namun fenomena remaja SCBD ini ternyata bisa mendatangkan dampak yang besar, terutama di industri fashion dan industri-industri pendukungnya. Misalnya industri aksesoris, produk kecantikan, dan sebagainya. Tidak berhenti di situ saja, CFW ini juga bisa mempromosikan UMKM dan brand fashion lokal setempat.

Sebagaimana kita ketahui para anak muda ini kebanyakan datang mengenakan gaya busana khas dan nyentrik ala model terkenal berlenggak-lenggok menyeberangi jalan layaknya Paris fashion week. Busana yang dikenakan kasual dan trendy ala street fashion mulai dari kemeja flanel oversize, celana model 90an, sweater sport, sneaker, aksesoris, jaket kulit, hingga kaos-koas clothing brand lokal lainnya.

Citayem Fashion Week sendiri identik dengan tempat tongkrongan anak muda dan wadah dimana mereka bisa bebas berekspresi dalam berbusana. Lalu jika CFW dipatenkan oleh sekelompok orang, akankah kebebasan itu tetap ada?

Setelah mengetahui potensi serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan adanya fenomena CFW ini, biarkan Citayam Fashion Week tetap Organik sebagaimana yang dituliskan Ridwan Kamil dalam akun instagramnya.

Ketika CFW dikomersilkan, potensi serta dampak dan kemungkinan tentu akan menjadi keuntungan salah satu pihak saja di luar remaja SCBD.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

inquiry
aksara